Selasa, 22 April 2014

Melihat Lebih Dekat Isi Pikiran Calon Kandidat dalam Visi dan Misi

Pernahkah kita memiliki impian? Apakah semua mimpi itu semuanya mesti terkabul? Sebagai seorang manusia yang memiliki akal dan jiwa, setidaknya pernah memiliki sebuah impian. Entah itu impian yang terkadang melebihi kapasitas kita maupun yang relevan. Tentu saja, bermimpi itu menyenangkan. Sayang, tidak semua mimpi itu selalu terwujud dan bahkan jika tercapai, kenyataannya bukan lagi menjadi kebutuhan kita.


Sebagai insan, tidak ada salahnya kita bermimpi. Hanya saja perlu beberapa pertimbangan agar impian kita itu tidak mubasir artinya kita mampu membawa mimpi tersebut dan mengupayakannya untuk terimplementasi dalam dunia nyata dan setidaknya bisa memberikan manfaat yang besar bagi diri kita sendiri maupun orang – orang yang ada disekeliling kita.
Demikian halnya dalam sebuah lembaga. Lembaga tanpa sebuah mimpi (Visi : bahasa kerennya) bagaikan lembaga tanpa arah dan tujuan. Dan lembaga tanpa tujuan, jelas tidak dapat memberikan konstribusi yang baik. Banyak lembaga juga pernah menetapkan Visi dan kemudian diimplementasikan dalam bentuk Misi namun yang selalu menjadi pertanyaan bagi kita sekalian yaitu apakah mimpi (Visi) itu kelak sesuai dengan kebutuhan kita kedepan atau mimpi itu hanya menjadi mimpi yang tidak banyak memberikan manfaat?
50 tahun sudah Universitas Cenderawasih berkiprah didunia pendidikan ditanah Papua. Visi yang telah ditetapkan oleh para pendahulu kita, kini telah memberikan banyak konstribusi dan kemajuan dalam perkembangan dunia pendidikan dalam lembaga ini maupun lembaga lainnya yang ada di Papua. Saat ini, Universitas Cenderawasih sedang memasuki bulan pemilihan pimpinan dilingkungan Kampus.
Sebagai calon pemimpin lembaga ini kedepan, salah satu hal mendasar dan mutlak diperlukan yaitu memiliki Visi serta dapat mengimpelementasikannya dalam sebuah Misi. Untuk itu, berikut kami sajikan mimpi – mimpi para kandidat yang telah dituangkan dalam bentuk Visi, Misi, Strategi serta program demi kemajuan pendidikan di Papua maupun Uncen.
Sebagian besar Visi dan Misi para kandidat, tidak jauh dari renstra Uncen periode 2010 – 2015. Hanya saja, setiap kandidat memiliki sudut pandang yang spesifik yang setidaknya dapat mengkover kebutuhan mendesak di Universitas selama ini.

Prof Karel Sesa, M.Si
Selain menyelesaikan program pokok pendahulunya seperti penguatan Akademik dan sebagainya, ada juga program prioritas beliau untuk pengembangan Uncen kedepan yang tertuang dalam sebuah statemen beliau :“Kerjasama untuk Kebersamaan”. Hal ini diucapkan beliau saat menemui beliau usai kegiatan pemilihan Rektor. Berdasarkan statemen ini serta dengan mengusung Visi : “Universitas Cenderawasih Bermutu, Berkarakter Berbasis Pendidikan Menuju Universitas Riset”, dengan misi sebagai berikut :
1.Meningkatkan mutu dan akses peserta didik yang cerdas dan kompetitif
Fokus :
-Lulusan berkarakter, cerdas dan berbudi luhur
-Kurikulum berbasis Pola Ilmiah Pokok
-Meningkatkan kualitas SDM (Lulusan Diploma, S1, S2, dan S3) yang kompeten
dan profesional
-Meningkatkan anggaran pendidikan dari berbagai sumber dalam jumlah yang
mencukupi
-Mengembangkan program pendidikan vokasi atau keahlian/keterampilan pada
level Diploma, S1, S2, dan S3
2.Mengembangkan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni berbasis lingkungan budaya dan
SDA
Fokus :
-Karya Unggulan bermutu dan berdaya saing
-Menghidupkan budaya riset dan menulis ilmiah
3.Meningkatkan peran sebagai agen pembaharuan bagi kemajuan masyarakat Papua
Fokus :
-Jejaring kemitraan intensif dengan Pemda, Perguruan Tinggi dalam atau
luar negeri, Lembaga Sosial Masyarakat dalam dan Luar Negeri, masyarakat
dan stakeholders
-Kewirausahaan
-Kriteria Produktivitas
-Uncen ada dan bersama masyarakat
4.Mengembangkan kelembagaan sesuai kebutuhan pembangunan dan pengembangan Ilmu
Pengetahuan
Fokus :
-Program studi unggulan pada jenjang Diploma, S1, S2, dan S3
-Program Studi sebagai basis utama
-LP2M dan LPPM sebagai basis utama
-Quality Insurance : SPM dan SOP
-Kapasitas SDM Uncen
-Akses dan Mutu Manajemen Pendidikan
-Menghidupkan budaya kerja unggul
-Managemen Kelembagaan : Unit Bisnis, UKM, KOPERASI DI Tingkat
UNIVERSITAS/FAKULTAS
-Teknologi Informasi : E-education
-Menghidupkan jejaring alumni
Kemudian diwujudkan pada kerangka acuan strategi pengembangan Uncen 4 Tahun pertama yaitu :
1.Tahun pertama (2013) : Konsolidasi Internal ke arah PTP – BH
2.Tahun kedua (2014) : Revitalisasi tata nilai kelembagaan Uncen, jiwa kepemimpinan
serta jejaring mitra Eksternal masyarakat, swasta dan pemerintah (DL/LN)
3.Tahun ketiga(2015 ) : Perkokoh mutu dan karya ilmiah : Titik berat pada sumber daya
(dosen/adm), kepemimpinan yang akuntabel dan transparan dengan memanfaatkan
fasilitas IT
4.Tahun keempat (2016) : Potensialisasi sumber – sumber dana masyarakat menuju
kemandirian berbasis Antropologi dan sumber daya alam serta penguatan total
kerangka organisasi menuju Universitas Riset;
Beliau ingin mengemasnya dalam sebuah Program Peningkatan Kesejahteraan civitas. Salah satu strategi yang kelak dilakukan kedepan yaitu dengan membangun atau menghidupkan kembali pusat bisnis dilingkungan Uncen seperti yang tertera dengan jelas dalam visi misi beliau. Memfungsikan setiap unit kerja dengan memberikan kepercayaan dan penegasan yang mulai diterapkan beliau dilingkungan Rektorat ini. Menurut beliau, untuk mewujudkan sebuah kesejahteraan bersama membutuhkan kerjasama yang berkesinambungan. Visi yang dikemas dalam program diatas ini kemudian diusung beliau berdasarkan kondisi Uncen selama hampir setengah abad ini namun juga goal Universitas untuk menjadikan Uncen sebagai BLU (Badan Layanan Umum). Menurut beliau, selama 50 tahun ini, bantuan dari pusat Universitas Cenderawasih hanya berkisar 30% sedangkan 70% -nya, selama ini harus digali dari sumber daya yang ada dilingkungan Uncen. Dan selama ini, menurut pengamatan beliau, belum banyak sumber daya di lingkungan Uncen yang memberikan konstribusi yang baik demi kesejahteraan civitas. Kesejahteraan yang minim ini menimbulkan banyak masalah. Salah satunya, keperluan administrasi kampus untuk mendongkrak kualitas kampus seperti akreditasi Program Studi itu. Melalui gagasan barunya, beliau mengharapkan jika semua administrasi kampus dapat tercover maka segala hambatan yang ada selama ini dapat terminimalisasi.
Visi ini tidak serta merta dapat diterima seperti itu. Namun biasanya tercipta melalui proses pengenalan masalah lembaga dan sudah teruji dilingkungan yang lebih sepsifik kemudian hendak diterapkan pada lingkungan yang lebih luas. Salah satunya dengan melihat dedikasi beliau selama bekerja dilingkungan Uncen dalam hal ini Fakultas Ekonomi serta Direktur Pascasarjana.
Saat menemui beberapa staf beliau di Pascasarjana, banyak penilaian yang diberikan kepada beliau yang secara tidak langsung relevan dengan Visi yang beliau tuangkan. Menurut Ibu Ir Nurtanti Irianawati (Kassubag program Pascasarjana) mengatakan bahwa : “ Beliau orangnya sangat Fleksibel namun tetap berprinsip/fokus”. Untuk hal terkecil misalnya, beliau tidak terlalu banyak mentolerir staf dalam mengerjakan tugas – tugas mereka maupun kedisiplinan mereka namum saat beliau meminta sebuah pertangungjawaban, semua harus telah tercover.‘Dia tidak pernah meminta kita untuk datang tepat waktu atau memberi larangan seperti :”jangan menagih biaya sertifikat dan lain sebagainya”, hanya saja, catatan yang pernah beliau berikan, tidak boleh terabaikan atau hilang apalagi tidak terimplementasi”, demikian yang disampaikannya saat redaksi menemui beliau diruang kerjanya.

Dr Hendrik Krisifu
Berbeda dengan beliau diatas. Beliau ini datang dengan visi yang berbeda namum denhkgan sebagian besar program yang sama. Beliau sangat konsern dengan persoalan Administrasi Kampus. Menurut beliau, salah satu indikator pencapaian visi yang sudah beliau tuangkan. Beliau sangat konsern dengan penertiban adminstrasi kampus seperti berkas – berkas kenaikan pangkat maupun lainnya serta Jurnal Fakultas. Menurutnya, dalam sebuah Universitas, kualitas itu diketahui dengan melihat kedua hal diatas terkait kedua hal tersebut berada pada posisi output Universitas.
Saat menemui beliau dimeja Redaksi, beliau banyak menuangkan pengalaman beliau mengenai kajian – kajian beliau beserta Team maupun akreditas S2 Hukum yang telah diperoleh. Rencana Strategis (Renstra) Uncen merupakan salah satu hasil produksi beliau beserta Team dalam menetapkan rencana maupun strategi pengembangan Uncen per 5 tahunan (2010 - 2015). Kemudian salah satu program hasil akreditasi beliau yang keluar dengan predikat “B”.
Menurutnya, beliau selalu mengharapkan lingkungan yang benar – benar akademis yang tidak hanya berpatokan pada aktivitas perkuliahan sehari – hari. Katanya “Dosen – dosen terkadang banyak komplain jika namanya tidak dimasukan dalam jadwal perkuliahan, padahal banyak kegiatan lain yang bisa dilakukan mereka dalam rangka mengembangkan diri maupun menunjukkan pelayanan pada masyarakat dengan melakukan penelitian mandiri kemudian dikumpulkan sebagai bahan sharing dilingkungan kerja agar suasana akademik itu tidak kelihatan “monoton” pada perkuliahan tapi ada juga aktifitas lainnya seperti diskusi, seminar dan lain sebagainya untuk menghidupkan atmosfir akademik.
Satu hal yang menjadi beban beliau untuk ditindaklanjuti jika beliau kelak terpilih menjadi Rektor yaitu dengan mengupayakan adannya jurnal ISSN agar karya tulis seluruh dosen dapat tercover dengan demikian kualitas kampus dan kesejahteraan kampus otomatis terdongkrak.
Terkait dukungan keluarga, menurut beliau : istri dan anak – anak saya sangat mendukung hal ini bukan hanya terlihat pada saat beliau mencalonkan diri sebagai kandidat. Paparnya : “selama ini, istri dan anak – anak saya tidak pernah komplain meskipun kinerja atau pelayanan saya di universitas ini tidak relevan dengan kesejahteraan yang saya peroleh”.

Prof Dr Agustinus Fatem, MSc
Dengan modal intelektualnya yang berbau IT serta mengemban visi : “Universitas Cenderawasih yang Mandiri, Kokoh dan Kompetitif”, beliau lebih senang dengan semua kegiatan akademik yang terpusat dengan memanfaatkan teknologi Informasi. Dalam pemaparan Visi Misi, beliau menyatakan bahwa IT membantu memudahkan segala pekerjaan sehingga efektivitas dan efisiensi kinerja yang didambakan oleh civitas dapat tercapai.
Terkait tanggapan moderator dengan 100 Hari kerja para calon kandidat kedepan, beliau berencana menghimpun seluruh civitas untuk menampung seluruh aspirasi civitas. Dengan berpedoman pada hal itu, beliau kelak dapat mengambil langkah – langkah strategis dalam masa kepemimpinan beliau.
Sebagai calon kandidat yang diusung murni oleh mahasiswa yang notabene bertindak layaknya “Team Sukses ini”, besar dalam keturunan Genyem yang sangat terbatas secara finansial. Hal ini kemudian tidak membatasi beliau dalam menggapai cita – citanya dalam menorehkan keberhasilan dalam hidupnya. Terbukti, meskipun tidak menjadi orang nomor 1 Universitas Cenderawasih, namun beliau mendapatkan gelar tertinggi dalam bidang pendidikan yaitu “Guru Besar dalam Bidang Pembangunan Partisipatif . . . .”.
Hal ini merupakan bukti dedikasi dan kerja keras beliau yang patut dijadikan panutan bagi seluruh civitas. Benar kata pepatah : “Tak kenal maka tak sayang”, saat pertama menanyakan pendapat mahasiswa tentang kepemimpinan beliau di Fakultas Teknik, rata – rata mahasiswa menilai dengan nada serupa “beliau orangnya sangat dingin dan tidak pernah menyapa civitas saat memberikan salam”. Sekilas, Agustinus Fatem, memang nampaknya seperti itu hanya saja dia tetap memiliki hati yang mulia untuk memajukan Uncen, Civitas serta Papua. Setelah memahami konstribusi beliau, akhirnya mahasiswa kini, sangat menghargai beliau. Hal ini nyata pada saat pemaparan Visi Misi kandidat di Auditorium, dimana mahasiswa sangat antusias memberikan dukungan berupa aplos beserta komentar – komentar positif terkait presentasi beliau yang sangat sistematis dengan memanfaatkan teknologi IT maupun mahasiswa yang mau melibatkan diri menjadi “Team Sukses” sukarelawan untuk mendukung pencalonan beliau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar